GUNUNG TIGA WARNA KELIMUTU

Lagi-lagi masih tentang topik wisata di Pulau Flores yang mendominasi blog saya akhir-akhir ini. Pulau bunga yang satu ini memang masih menyimpan berjuta cerita keindahan alam yang belum ter-ekspose secara luas. Padahal ada beberapa wisata alam yang sangat unik bahkan cuma ada 1 di Bumi ini. Salah satu contohnya yang paling populer saat ini adalah Komodo. Hewan purba ini hanya ada di Pulau Komodo, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Tak hanya hewan, ternyata Pulau Flores juga menyimpan pesona alam langka lainnya yang konon hanya ada disini. Di Pulau Flores ada sebuah gunung yang hanya ada satu di Bumi ini. Gunung ini punya tiga kawah dengan warna yang berbeda satu dengan yang lainnya. Lebih uniknya lagi, warnanya dapat berubah-ubah setiap saat tanpa ada satu orang pun yang tahu. Itulah Gunung Tiga Warna Kelimutu.     

Pada libur sekolah bulan Juni lalu saya bersama keluarga pergi berwisata ke gunung itu. Pagi-pagi benar kami bersiap berangkat menggunakan 2 buah mobil. Ada mobil APV dan Pick up. Uniknya banyak keluargaku yang lebih memilih naik pick up. Kata mereka kalau naik pick up tidak mudah mual selama perjalanan. Maklum jalan di Flores memang berkelok-kelok yang membuat perut kita gampang bergejolak.

Kami memulai perjalanan dari Kota Ende. Jalan yang kami lalui ini tergolong sangat baik. Hanya saja pemandangannya yang agak mendebarkan jantung. Bagaimana tidak mendebarkan, sepanjang jalan kami ditemani tebing tinggi di sebelah kiri yang rawan longsor. Sementara disebelah kanan ada jurang yang boleh dibilang sangat dalam sampai-sampai saya sendiri tidak bisa melihat dasar jurangnya...!

Tak terasa sudah 2 jam kami berjalan. Sebenarnya jika perjalanannya normal, kita sebenarnya sudah sampai. Tapi berhubung di jalan ada saja halangan, seperti ada yang kecing, ada yang mual, ada yang ingin pindah kendaraan, dan sebagainya, jadinya lama deh....

Setelah perjalanan yang lumayan lama itu akhirnya kami sampai juga di cabang masuk kawasan Gunung Kelimutu. Saat itu ada beberapa perbaikan jalan, sehingga ada beberapa meter jalan yang berlumpur dan berlubang. Tapi setelah itu kondisi jalannya relatif bagus sampai ke atas gunung.


Jalan yang kami lalui semakin lama semakin menanjak dan meliak-liuk mengikuti kontur miring perbukitan. Cuaca sudah mulai terasa dingin bahkan kondisi jarak pandang agak terhalang kabut yang cukup tebal. Setelah melewati hutan pinus yang lebat akhirnya kami sampai juga di gerbang masuknya.


Di tempat ini kami berhenti sebentar untuk membeli tiket seharga Rp. 5.000/orang untuk hari biasa dan Rp. 7.500/orang untuk hari libur. Cukup murah kan....! Tarif untuk wisatawan macanegara sebesar Rp. 150.000/orang untuk hari biasa dan Rp. 225.000/orang untuk hari libur.  

Dari gerbang masuk ini ternyata perjalanan masih cukup jauh menuju lokasi parkiran kendaraan. Setelah memarkirkan kendaraan, kami bersiap untuk menuju ke kawah gunung dengan berjalan kaki. Sepanjang perjalanan ada beberapa tugu yang diatasnya ada beberapa informasi seputar Taman Nasional Gunung Kelimutu.


Gunung Kelimutu memiliki 3 kawah yang memiliki karakteristik dan cerita yang berbeda-beda. Saya berjalan mengikuti track yang telah tersedia. Kawah pertama yang saya datangi ada di sebelah kanan yang bernama Tiwu ata polo. Menurut cerita kawah ini dipercaya sebagai tempat jiwa-jiwa orang yang semasa hidupnya berbuat jahat. Sebenarnya kawah ini berwarna merah, tapi ketika saya datang warnanya hijau tua.


Kawah selanjutnya namanya Tiwu koo fai nuwa muri. Kawah yang berada tepat di sebelah kawah pertama ini dipercaya sebagai pemberhentian terakhir arwah orang muda yang telah meninggal. Kawah ini sebenarnya berwarna biru, tapi ketika itu warnanya hijau muda. Nah yang unik dari kawah ini ketika saya berada disana warnanya cepat sekali berubah dari hijau muda menjadi putih.

Kondisi cuaca saat itu cukup cerah dengan suhu udara yang sejuk. Saya melanjutkan tracking ke kawah selanjutnya yang bernama Tiwu ata mbupu. Saat itu kawah ini berwarna biru kehijauan. Kawah ini dipercaya sebagai tempat berkumpulnya arwah orang tua yang telah meninggal. Kawah ini letaknya agak jauh dari dua kawah lainnya.



Untuk sampai kesini kita harus mendaki sampai ke titik puncak ketinggian gunung ini. Di lokasi ini terdapat sebuah tugu yang menandakan elevation point 1.639 mdl. Tugu ini juga merupakan pemberhentian terakhir bagi para pengunjung. Terlihat banyak pengunjung yang duduk santai sambil menikmati keindahan alam sekitar. Dari lokasi ini pula ketiga kawah itu dapat terlihat dengan baik.             

 Saya teringat ada lagu masa kecil yang memiliki potongan lirik seperti ini :
"pelangi, pelangi, alangkah indahmu, merah, kuning, hijau, dilangit yang biru"

Saya pun berpikir mengganti lirik lagu ini yang sekiranya cocok dengan situasi saat itu :
"gunungku, gunungku, alangkah indahmu, biru, putih, hijau, di kawah kelimutu"
"pelukismu agung, siapa gerangan, gunungku, kelimutu, ciptaan Tuhan.."

Dalam perjalanan pulang kami sempat singgah di Pasar tradisional Nduaria untuk membeli sayuran segar. Akhirnya perjalanan ini menyimpan kesan yang mendalam bagi saya. Jangan sombong bila kita telah jalan-jalan ke Eropa, Amerika, Jepang, dan ke negara lainnya. Itu belum ada apa-apanya kalau kamu belum menjelajah sepenuhnya negerimu, Indonesia!

Gambar lainnya :







Komentar

Postingan Populer